Day 2
Melakukan inspection beberapa Dtw yang ada di toraja
Hari kedua, pada pukul 05.30-06.00 kami melakukan kegiatan morning exercise, dengan memulai berbagai macam senam. kurang lebih 30 menit kita melakukan senam, kita lanjutkan dengan lugagge down dan check-out hotel. Sebelum kita melanjutkan aktivitas yang cukup padat kami memulai dengan breakfast di hotel Sahid.
Setelah breakfast, sebelum melakukan perjalanan kembali kami mengambil gambar di salah satu objek hotel sahid.
Dtw Buntu burake “Patung Yesus”
Pada pukul 08.00 wita kami pun melanjutkan perjalanan untuk inspection DTW pertama yang kami kunjungi yaitu "Buntu Burake".Perjalanan dari hotel sahid Toraja menuju Buntu burake memakan waktu sekitar 20-30 menit dengan jarak tempuh 16 km. Buntu burake terkenal dengan wisata religi yang terdapat patung yesus. Icon wisata tana toraja ini mengalahkan tinggi patung kristus penebus di brazil jika di hitung dari permukaan laut. Patung yang berada di ketinggian 40m menghadap kota Makale adalah yang tertinggi di dunia. Dari kawasan Buntu Burake, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan kota Makale dan gunung-gunung yang indah yang mengelilingi Toraja. Disana juga terdapat jembatan kaca yang sangat menantang dengan panjang 90m dan lebar 3m. Kamipun menghabiskan waktu sekitar 40 menit di atas dengan melakukan foto banner, dan selfie untuk kebutuhan pribadi ataupun menikmati keindahan alamnya.
“Dtw kuburan Lemo”
Setelah kebuntu burake kami melanjutkan inspection menuju dtw lemo, perjalanan ke dtw lemo memakan waktu kurang lebih 30 menit. Dan kami tiba pada pukul 09.20 wita. Kami melakukan inspection kurang lebih 40 menit. Tiket masuk ke Lemo termasuk murah cukup mengeluarkan 5.000 rb rupiah perorang kita sudah bisa masuk ke kuburan batu lemo. Lemo adalah salah satu kompleks makan makam yang terkenal dengan kuburannya, peti mati yang diletakkan di dinding tebing bukit tinggi. FYI, nama "LEMO" diambil karena liang batunya bercirak bintik-bintik menyerupai buah jeruk atau limau. Disana juga terdapat tau tau (patung kayu) sebagai representasi mereka yang sudah meninggal dan menempati makan tersebut. Meskipun terkesan angker, objek wisata Lemo menjadi tempat wisata rumah angker karena situs pemakaman ini sudah ada pada zaman dulu. Pemandangan dengan hamparan sawah dan bukit yang menjadi tempat mayat disimpan. Kawasan pemakanan ini telah berusia ratusan tahun dan diperkirakan sudah ada sekitar abad ke-16 sebagai tempat pemakaman kepala-kepala suku toraja. Kuburan batu lemo mirip dengan tempat serupa di Toraja seperti Londa. Namun, yang membedakan batu lemo dengan tempat lain ialah kuburan batu lemo dibentuk oleh manusia agar tercipta pahatan-pahatan. Jadi, banyak yang bilang kalau batu lemo lebih indah dibandingkan makam lainnya di Toraja.
“Dtw Tampang allo”
Pukul 09.50 kami melanjutkan ke dtw tampang allo dengan soft tracking. perjalanan menuju dari lemo ke tampang allo memakan waktu kurang lebih 25-30 menit, dan pada pukul 09.20 kami tiba di tampang allo dan melanjutkan melakukan inspection. Turun dari bus dan dilanjtkan soft trekking untuk menuju ke tampang allo, sebelum itu kita mampir di Baby Grave Kambira. Setelah itu kita melanjutkan soft trekking menuju tampang allo melewati hamparan sawah dan melewati beberapa kerbau dan babi yang ada di jalan. Tampang Allo terkenal dengan kuburan gua alam, dan cerita romansa dari puan manturino dan rangga bulaan. Didalam kuburan tersebut ditemukan puluhan erong(peti mayat berbentuk binatang) tao-tao dan bnyak tengkorak serta tulang-belulang masyarakat toraja yang dikubur disana. kami tiba di suaya dan melakukan kembali inspection.
“Dtw kuburan suaya”
Setalah itu kami melanjutkan kembali soft tracking menuju dtw suaya, dari tampang allo menuju suaya memakan waktu kurang lebih 20 menit. Lokasi wisata yang berada di perbukitan. Dibalik bukit granit tinggi tersimpan makam-makam bersejarah para raja silam. Suaya Toraja berisi sebuah pemakanan dari raja-raja sanggala. Setiap makam tersusun rapi di cadas batu bukit. Setiap makam seolah diberi pakaian sesuai dari dulunya hidup. Suaya terletak di kab. Tana Toraja di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. tepatnya di Lembang Bulian Massabu, sangalla Bulian Maa'bu, Tana Toraja, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Untuk masuk kesana tidak tidak harus mengeluarkan biaya. Tapi untuk sampai kita kita harus melakukan sedikit soft trekking dengan dikelilingi oleh pepohonan dan rumah desa desa.
"Panorama Reastaurant"
Setelah melakukan beberapa macam aktivitas setengah hari, akhirnya kami makan siang di panorama Restaurant. Di restaurant tersebut menyajikan pemandangan sawah yang begitu indah dan sejuk. Di sana juga menyajikan berbagai jenis makanan darat maupun laut. Soal rasa tidak perlu di ragukan lagi, semua makanannya begitu enak dan lezat di tambah dengan viewnya yang bgtu asri, pelayanannya juga begitu ramah. Untuk anda yang ingin melakukan reservasi di sini anda bisa menghubungi penanggung jawab panorama restaurant ibu Anty (085298697186).
“Dtw Londa”
Selepas makan siang dan beristrahar sejenak, kami pun melanjutkan kembali aktivitas inspection Dtw selanjutnya, Dtw selanjtnya yang kami kunjungi yaitu “Londa”. perjalanan dari panorama restaurant ke londa memakan waktu kurang lebih 30 menit. Sesampainya di dtw tersebut kami melakukan sedikit soft tracking untuk masuk ke dalam makam goa. Londa adalah objek wisata makam goa yang berada di bukit, di dalamnya juga banyak peti mati, tulang dan tengkorak jenazah yang sudah ratusan tahun. Di pintu utama kita bisa memarkirkan kendaraan disana dan melihat banyak juga toko toko suvenir. untuk harga tiket masuk ke Londa itu sendiri adalah Rp.10.000 per orang. Di Londa juga memiliki Guide lokal dimana guide lokal ini memiliki hubungan keluarga dengan jenazah yang di kuburkan. Kita juga bisa masuk ke dalam gua dengan menyewa lampu petromaks yang disewakan sebesar RP.25.000. Di Londa juga terdapat banyak tau-tau dan banyak peti yang disimpan di tempat yang tinggi karena menurut masyarakat toraja semakin tinggi letak peti maka semakin dekat pula jenazah menuju alam nirwana. Londa juga memiliki kisah tragis romantis yang dikenal dengan Romeo dan juliet versi toraja.
Bolu market “Pasar ternak hewan Toraja”
Setelah dari Dtw Londa kami melanjutkan perjalanan menuju bolu market. Tetapi karna waktu sudah sore kami hanya singgah untuk sholat ashar bagi yang menjalanakan. Serambi menunggu beberapa teman saya yang sedang sholat kami pun berjalan-jalan sekitar pasar bolu market dan kami juga berjajan. Pasar Bolu Rantepao merupakan pusat perdagangan hewan ternak di Toraja Utara. Di pasar ini selalu di padati banyak orang yang hendak bertransaksi. Terhitung ada ribuan hewan ternak di jual bebas di Pasar Bolu Toraja. Kebanyakan hewan yang dijual belikan ialah kerbau dengan berbagai jenis dan ukuran. Pengunjung yang datang ke pasar ini bukan hanya calon pembeli saja tetapi kerap ditemui juga wisatawan yang sekedar ingin melihat keramaian pasar. Soal fasilitas, Pasar Bolu terbilang cukup memadai. Sebagai pasar ternak di Indonesia membuat fasilitas yang ada jangan ditanyakan lagi. Beberapa fasilitas umum jelas ada seperti tempat parkir yang luas untuk menunjang kendaraan wisatawan yang datang. Lalu ada juga beberapa toilet dan tempat ibadah. Untuk Anda yang mencari suvenir, toko suvenir pun ada.
Komentar
Posting Komentar